Yogyakarta – Penginderaan jauh (indraja) atau citra indraja merupakan salah satu hasil teknologi penginderaan jauh, yang pemenfaatanya bisa digunakan untuk berbagai bidang. Citra merupakan gambaran suatu gejala atau objek sebagai hasil rekaman dari sebuah sensor, baik dengan cara optic, elekrooptik, maupun elektronik. Kita bisa memanfaatkan citra indraja ini untuk memetakan suatu wilayah/kawasan sekaligus kita bisa kembangkan untuk memperoleh informasi lebih dari sekedar yang tampak pada citra, misalnya saja untuk mengistimasi wilayah rawan bencana banjir, kebakaran, tanah lonsor dan lain-lain. Maka dari itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan merasa perlu untuk mempelajari tentang penginderaan jauh di Smile Group Yogyakarta supaya bisa memanfaatkanya secara maksimal sehingga manfaatnyapun bisa dirasakan untuk masyarakat luas. Pelatihan ini dijadwalkan pada tanggal 14 – 16 September 2015 yang diikuti oleh 4 SDM BPBD yaitu Bapak Marwan Pribudi (Kabid. rehabilitasi dan rekonstruksi, Bapak Edi Supriyanto (Kasi. rekonstruksi), Bapak M. Kasim Barack (Pelaksana BPBD) dan Bapak Hery Hermawan (Pelaksana BPBD). Sedang pelaksanaanya langsung di gedung smile group Jl. Srdjito 24 Yogyakarta.
Pengetahuan tentang penginderaan jauh ini sangat dibutuhkan terutama untuk BPBD. Seperti kita ketahui bersama negara kita adalah negara kepulauan yang tentunya dikelilingi lautan luas, banyak gunung berapi aktif ditambah dengan kurang sadarnya masyarakat tentang menjaga lingkungan mengaikibatkan banjir dan tanah longsor. Oleh sebab itu pegetahuan tentang penginderaan jauh atau citra inderaja ini bisa digunakan untuk melakukan identifikasi ada tidaknya faktor penyebab bencana tersebut di suatu wilayah. Begitu juga dengan estimasi wilayah rawan bencana melalui citra, dilakukan dengan mengenali faktor penyebab bencana melalui citra.
Di Balikpapan khususnya dan Kalimantan Timur umumnya pada musim kemarau seperti ini rawan akan bencana kebakaran hutan, dengan inderaja diharapkan bisa mendapatkan data paling tidak bentang alam. Bentang alam inilah kemudian bisa digunakan sebagai satuan pemetaan yang dideteksi lebih jauh lagi karakteristik parameter penyebab bencana yang ada pada suatu wilayah. Dari data ini bisa dijadikan sebagai acuan pengambilan keputusan oleh kepada daerah. Semoga pelatihan ini bermanfaat….