Minggu pertama bulan Juni 2008 diisi dengan pelatihan Teknisi Laptop, Teknisi Komputer, Komputerisasi Akuntansi Keuangan dan Komputer Rancang Bangun program AutoCAD dan Ms. Project. Diikuti staf dari Dinas Pehubungan dan BKD kab. Tabalong dan dari perusahaan internasional Kaltim Parna Industry (KPI) yang berkedudukan di kota Bontang.
Pelatihan berjalan dengan lancar dan penuh semangat. Salah satu peserta yang juga pimpinan rombongan, membawa kasus pada pelatihan teknisi laptop. Laptop dengan merek yang cukup terkenal miliknya telah mati sejak dua tahun lalu, di bawa dan digunakan sebagai alat praktek. Pinter juga mas yang satu ini, dari pada di serviskan harus membayar mahal, digunakan praktek dan laptopnya menjadi bagus kembali tanpa harus mengeluarkan uang serupiahpun.
Bukit Indah resto tempat kami bercengkerama dalam acara malam keakraban dengan seluruh peserta pelatihan dan intruktur pembimbing pelatihan. Sebuah tempat spesial yang menjadi favorit kami dalam menjamu rekan-rekan istimewa. Dari kawasan ini kita bisa memandang kota Jogja dari atas. Hamparan lampu-lampu kota Jogja seluas kita memandang dan menyatu dengan bintang-bintang dilangit di batas cakrawala.
Mas Amril dari KPI tidak disangka memiliki bakat jadi anak band, lebih dari lima lagu dinyanyikan diatas panggung dengan diiringi musik secara live. Tidak mau kalah dengan peserta lainnya, mas Suwardi melabrak panggung musik dengan suaranya yang khas. Ga masalah kok, mau suaranya bagus apa amburadul yang penting suasana menjadi hangat. Terlebih lagi saat irama dangdut mengiringi Sakit gigi, semua yang hadir turun ikut berjoged, suasanapun menjadi panas membakar dan rasanya kami tidak ingin acara ini berakhir.
Acara ritual Masangin menjadi acara wajib saat anda mengkuti platihan di Smile Group. Jam menunjukkan 23.00 wib, saat kami rombongan satu mobil meluncur di tengahnya malam kota Yogyakarta menuju alun-alun kidul (sering disingkat alkid) dibelakang keraton Yogyakarta. Dua pohon beringin raksasa yang telah berusia ratusan tahun berdiri kokoh di tengah lapangan. Berusaha berjalan melewati celah pohon beringin dengan mata tertutup yang menjadi kewajiban siapa sata yang mau mengikuti ritual masangin. Seluruh peserta pelatihan tidak ada yang mampu melewati pada pertamakali mereka mencoba. Saat sudah tinggal beberapa langkah, bisanya merea berbelok kearah lain keluar dari jalur. Daya magis keraton Yogyakarta membawa langkah mereka menjauh dari jalur yang seharusnya. Baru pada percobaan yang ketiga kali, mas Amril dan mas Irvan mampu menembus celah pohon beringin penuh misteri ini. Selamat, satu keinginan dari mas berdua yang sukses melewati, pasti akan tercapai, seperti kepercayaan semua yang mengikuti ritual ini.