Yogyakarta – Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi yang mempunyai wilayah dengan kategori rawan bencana. Dari 14 jenis bencana yang dikategorikan BNPB, 13 diantaranya terjadi di Nusa Tenggara Timur. Untuk mempermudah melakukan analisis maupun pemetaan zonasi daerah rawan bencana dibutuhkan Sistem Informasi Geografis (SIG) atau yang lebih di kenal dengan Geographic Information System (GIS). Melihat pentingnya GIS ini BPBD merasa perlu dan mengharuskan semua staf menguasai dan mengaplikasikan GIS ini. Dalam rangka meningkatkan kompetensi bidang GIS dan memfungsikan alat Global Positioning System (GPS) maka BPBD provinsi NTT mengirimkan 2 SDM untuk mengikuti pelatihan GIS di Smile Group jl Sardjito 24 Yogyakarta pada tanggal 24 – 26 Maret 2015.
Dalam kesempatan ini dibahas pula bagaimana penggunaan Global Positioning System (GPS) dengan benar. Kita ketahui bersama bahwa GPS adalah alat yang digunakan untuk menentukan koordinat sebuah obyek titik/lokasi. GPS/SIG yang dikombinasikan dengan sistem komunikasi data akan sangat bermanfaat untuk pemodelan penentuan daerah potensi rawan bencana yang kemudian akan digunakan membantu pengambilan keputusan dan bertindak dalam masa sebelum terjadi bencana seperti kajian lokasi, manajemen bencana dan mitigasi berbagai resiko bencana. Ataupun pada masa setelah terjadi bencana misalnya untuk membantu proses rekonstruksi wilayah terkena bencana.
Para peserta pelatihan tetap bersemangat dalam mengikuti pelatihan GIS tersebut, walaupun dilakukan 7 jam sehari dari 08.00 – 15.00 WIB, menurut mereka dengan pelatihan GIS dasar ini menambah pengetahuan serta membantu mempermudah dalam pekerjaan di lapangan. Banyak informasi baru yang diperoleh terutama pengetahuan mengenai Sistem Informasi Geografis (GIS) dan Global Positioning System (GPS), dengan adanya teknologi ini harapan mereka adalah mampu memanajemen pengelolaan dan pelaksanaan teknis pencegahan dan penanggulangan khususnya daerah potensi rawan bencana. Semoga bermanfaat…..